Jelang Hari Bumi 2009, Wako Tanam Pohon Roda di Ruko Tembesi Centre
TEMBESI CENTRE- Menyambut hari bumi 22 April 2009, sekaligus penilaian Adipura Kota Batam tahap II Maret 2009, Wakil Walikota Batam, Ir Ria Saptarika Minggu (8/3/2009) melakukan penanaman pohon penghijauan di sekitar komplek Ruko Tembesi Centre, Batu Aji.
Penanaman pohon pelindung tersebut dilakukan Wawako bersama warga sekitar, ketua LPM Kelurahan Kibing, dan Camat Batu Aji, Achmad Arfah.
Usai penanaman Wawako juga sempat melakukan foto bersama dengan warga Tembesi Centre yang melakukan gotong royong.
” Saya harap pohon yang kita tanam ini di pelihara bersama-sama, agar bumi dan lokasi perumahan sekitar ini tampak hijau, dan lebih nyaman untuk ditempati” sebutnya.
Jenis pohon pelindung yang ditanam jenis tanam rindang “Roda-Roda “. Selain melakukan kegiatan penanaman, Ria juga mengunjungi masjid Istqomah, Tembesi Centre.
Di perumahan Tembesi Centre, Ria juga sempat mengajak Ketua RT/ RW kawasan tersebut untuk menjaga kebersihan lingkungan perumahan, terutama parit lingkungan.
Sempena peringatan hari Bumi 2009, Ria mengimbau warga melakukan aksi peduli seperti goro massal, menanam dan memelihara pohon, minimal satu batang pohon setiap orang.
Friday, March 27, 2009
Jelang Hari Bumi 2009
Posted by green earth at 3/27/2009 04:22:00 AM 0 comments
Labels: sumber dari humas batam
Hutan Kaltim, Paru-paru Dunia Yang Terus Terancam
Posted by green earth at 3/27/2009 03:00:00 AM 0 comments
Labels: sumber dari prospekbiz
Kondisi Hutan Indonsia
Hutan merupakan SDA (Sumber Daya Alam) yang terpenting bagi suatu Negara. Indonesia bisa dibilang Negara yang kaya akan sumber daya alam kehutanannya. Hampir dari 40% hutan tropis di dunia berada di Indonesia. Ini merupakan presentasi yang besar bagi suatu Negara seperti Indonesia. Ini juga merupakan keberuntungan yang harus disyukuri bagi masyarakat Indonesia.
Luas hutan yang berada di Indonesia mendapat urutan hutan terluas ke-3 di dunia. Dengan adanya luas hutan seluas ini, berarti terdapat berbagai macam keragaman hayati di Indonesia. Terutama di pulau-pulau Indonesia yang mempunyai lahan hutan luas. Contohnya, pulau Sumatera. Sebelum luas hutan di Sumatera mengalami penyempitan, disana terdapat keberagaman hayati yang unik-unik. Misalnya, harimau Sumatera, badak Sumatera, gajah Sumatera, dan orangutan Sumatera. Mereka semua bertempat tinggal di hutan Sumatera. Tapi, sekarang akibat dari penyempitan hutan di Sumatera, mamalia-mamalia besar tersebut sudah terancam punah. Karena rumah mereka mengalami penyempitan, sehingga hanya mamalia yang beruntung saja yang akan hidup, sedangkan yang tidak beruntung akan mati.
Jika direnungkan, akan sangat disayangkan jika hutan Indonesia terus mengalami penyempitan. Luas hutan yang mengalami kerusakan hampir mencapai 3 juta hektar per tahun. Hal ini menyebabkan keragaman spesies di habitatnya terancam punah.
Keadaan hutan di Indonesia memang sebaiknya menjadi perhatian yang nomer satu, karena memang sekarang ini hutan Indonesia sudah mencapai fase kritis. Keadaan hutan Indonesia yang terjadi sekarang ini masih bisa diperparah lagi apabila pemerintah tidak segera melakukan tidakan yang riil dan tepat untuk kelangsungan hutan Indonesia.
Rusaknya hutan Indonesia, ini bukan sepenuhnya salah pemerintah. Malahan mungkin hampir 75% kerusakan hutan Indonesia disebabkan oleh rakyat kecil. Jadi, untuk mengatasi kerusakan hutan Indonesia seperti yang terjadi sekarang ini, rakyat kecil dan pemerintah harus duduk berdiskusi bersama membahas keadaan hutan Indonesia sekarang ini.
Kerusakan hutan di Indonesia semakin mendapatkan perhatian dari berbagai lembaga terutama dari pihak Internasional. Apalahi jika masalah rusaknya hutan dikaitkan dengan maraknya berita yang sedang memanas sekarang ini. Yaitu berita tentang “GLOBAL WARMING”.Global warming atau bisaa kita sebut dengan “Pemanasan Global”. Peristiwa semakin panasnya suhu bumi yang diakibatkan perubahan suhu bumi yang tidak stabil. Dengan rusaknya hutan-hutan di dunia terutama hutan-hutan di Indonesia, berarti kita telah memberi peluang yang baik untuk terjading Global warming ini. Jika pemanasan global ini terus terjadi, es-es yang berada di Kutub Utara dan Kutub Selatan akan mencair. Sehingga permukaan air laut akan naik dan permukaan daratan akan berkurang. Sampai sekarang ini pun, sudah banyak pulau-pulau kecil di Indonesia yang hanyut atau hilang tertutup air laut. Itu baru di Indonesia, bagaimana dengan seluruh Negara di dunia?
Kembali membahas keadaan hutan Indonesia. Jika kita semua tidak segera mengambil tindakan yang cepat dan tepat untuk hutan kita. Banyak pulau-pulau di Negara kita akan mengalami kekeringan dan kehilangan lahan-lahan hutan. Yang sebenarnya menurut survey, hutan sangat penting untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Bisa di renungkan, kalau kelangsungan hidup makhluk hidup bergantung pada hutan.Hutan Indonesia yang sudah dalam kondisi SOS (save our soul / selamatkan jiwa kami) yang sangat menanti tindakan tegas dan terarah dari pemerintah melalui kesiapan aparatnya untuk menyelamatkan masa depan hutan yang sekaligus menyangkut masa depan kita semua (Doc. Internet). Jika hutan Indonesia bisa berbicara, mungkin hutan Indonesia akan berkata “save our soul, save our soul” (selamatkan jiwa kami, selamatkan jiwa kami). Karena memang jika kita bisa merasakan menjadi hutan Indonesia, sakit rasanya diperlakukan seperti itu.
Dengan kondisi hutan Indonesia yang sudah mencapai tahap SOS ini. Berarti makin sempit peluang bumi untuk bernafas. Karena memang, hutan Indonesia merupakan paru-paru dunia. Kalau dalam organ manusia, paru-paru sangat menentukan hidup atau matinya seseorang. Karena dengan paru-paru ini manusia bernafas. Bisa disimpulkan, kalau hutan Indonesia mengalami kerusakan, berarti paru-paru dunia yang digunakan untuk bernafas juga mengalami gangguan.
Hutan Indonesia bisa dibilang sebagai penyumbang pemasokan oksigen terbanyak untuk bumi bernafas. Tapi melihat keadaan hutan Indonesia yang sekarang ini, pernyataan itu perlu dipertanyakan lagi?. Karena jangan-jangan Indonesia sudah pensiun dari jabatannya sebagai penyumbang oksigen terbanyak untuk bumi bernafas.
Posted by green earth at 3/27/2009 02:32:00 AM 0 comments
Labels: ngintip dari bognya AmiNo